Karya Seni Kuno Berobjek UFO dalam Konteks Keagamaan

“Ancient UFO Artworks in a Religious Context”
Downloaded from Scribd.com

Artwork1Lukisan ini berjudul “The Intercession of Christ and the Virgin”, dibuat oleh Lorenzo Monaco pada awal abad ke-15. Melukiskan tuhan di langit dengan awan berbentuk piringan aneh di bawahnya. Lukisan ini digantung di Metropolitan Museum of Art, New York.

Artwork2Ini adalah lukisan pada kayu, terdapat di dekat kastil Contl Dotremond, Belgia. Musa sedang menerima lembaran, beberapa objek di langit terlihat di dekatnya.

Artwork3Gambar di atas melukiskan Yesus dan Maria di atas awan lenticular. Lukisan ini berjudul “The Miracle of the Snow”, dibuat oleh Masolino Da Panicale (1383-1440), tergantung di gereja Santa Maria Maggiore, Florence, Italy.

Artwork4Artwork4-zoom1Artwork4-zoom2Gambar di atas adalah lukisan dinding berjudul “The Crucifixion” dan dilukis pada tahun 1350. Dua objek dengan sesosok di dalamnya dapat dilihat di bagian kiri atas dan kanan atas lukisan. Gambar kedua objek yang diperbesar dapat Anda lihat. Lukisan dinding ini terdapat di atas altar di Visoki Decani Monestary Kosovo.

Artwork5Lukisan ini dinamai “The Madonna with Saint Giovannino”. Dilukis pada abad ke-15 oleh Domenico Ghirlandaio (1449-1494) dan tergantung di Palazzo Vecchio sebagai bagian dari koleksi Loeser. Di atas bahu kanan Maria terdapat sebuah objek berbentuk piringan. Berikut gambar bagian tersebut yang diperbesar, terlihat pula seorang pria dan anjingnya yang sedang memandangi objek.

Artwork5-zoom

Artwork6Artwork6-zoom1Artwork6-zoom2Ini adalah lukisan dinding dari abad ke-17 dan tersimpan di Svetishoveli Cathedral di Mtskheta, Georgia. Perhatikan dua objek berbentuk cawan di kedua sisi Kristus. Dalam gambar yang diperbesar Anda dapat melihat kedua objek ini memuat wajah.

Artwork7Banyak lukisan dari pelukis Piero Della Francesca, termasuk yang berjudul “The Baptism of Christ” ini, memuat awan berbentuk lenticular yang diyakini banyak orang sebagai UFO.

Artwork8Lukisan di atas berjudul “The Assumption of the Virgin”. Dilukis oleh ANON kira-kira tahun 1490. Sekali lagi, perhatikan awan-awan discoldal.

Artwork9Artwork10Kedua permadani hiasan dinding ini dibuat pada abad ke-14. Keduanya melukiskan kehidupan Maria. Objek-objek berbentuk topi dapat terlihat jelas pada kedua permadani. Permadani sebelah atas dibuat pada tahun 1330. Permadani sebelah bawah berjudul The “Magnificat”. Keduanya terdapat di french basillica Notre-Dame di Beaune, Burgandy.

Artwork11Gambar ini merupakan karya seniman flemish, Aert De Gelder, dan berjudul “The Baptism of Christ”. Dilukis pada tahun 1710 dan tergantung di Fitzwilliam Museum, Cambridge. Sebuah objek berbentuk piringan sedang memancarkan sorot cahaya pada Yohanes Sang Pembaptis dan Yesus.

Artwork12Dalam kitab Ezekiel, Perjanjian Lama, Ezekiel menggambarkan seperti apa bumi dari ketinggian. Ia menggambarkan gerakan bolak-balik kendaraan. Ia berbicara seolah-olah terangkat ke dalam pesawat terbang, seperti ditarik oleh magnet. Ezekiel juga berbicara tentang betapa tenangnya orang-orang yang ada di pesawat tersebut ketika mereka mengadakan kontak dengan manusia, sambil berusaha tidak menimbulkan ketakutan. Tidak ada tanda-tanda permusuhan atau perilaku sembrono. Ia menunjuk komandan pesawat sebagai “The Lord”. Ezekiel mengatakan, “The Lord” memperlihatkan perhatian dan rasa hormat kepadanya.

Artwork13Gambar ini melukiskan Maria di makam Yesus. Ini merupakan salah satu dari serangkaian gambar dari “Relinquary Box” yang memuat batu-batu dari tanah suci Palestina. Gambar ini berasal dari abad ke-6 sampai 7. Tersimpan di Biblioteca, Vatikan. Perhatikanlah objek berbentuk kubah di atas makam. Jika itu merupakan bangunan maka mengapa melayang-layang? Selain itu, apa objek bundar yang ada di atasnya?

Artwork14Lukisan di atas dibuat oleh Paolo Uccello (1396-1475) dan berjudul “La Tebalde” (dilukis sekitar tahun 1460-1465). Gambar yang diperbesar memperlihatkan UFO berbentuk cawan warna merah dekat Yesus. Lukisan ini tergantung di Academy of Florence.

Artwork15Artwork15-zoomLukisan di atas dibuat oleh Carlo Crivelli (1430-1495) dan dinamai “The Annunciation with
Saint Emidius” (1486), tergantung di National Gallery, London. Sebuah objek berbentuk piringan sedang memancarkan sorot cahaya tipis ke atas kepala Maria. Anda bisa melihat gambarnya yang diperbesar.

Artwork16Ini adalah goresan/sketsa lukisan dinding (fresco) Italia dari abad ke-15. Sketsa ini tak memiliki judul dan diperoleh dari Gunung Athos, Yunani. Melukiskan Yohanes Sang Rasul yang sedang mendiktekan kitab Wahyu, Bibel, kepada seorang murid muda. Di bagian sudut kiri atas terdapat objek oval bercahaya yang merupakan sumber sorotan cahaya yang mengarah ke kepala Yohanes. Di bagian sudut kanan atas terdapat objek berbentuk piringan yang sedang memancarkan sorotan cahaya konvergen (mengumpul/menyatu-penj). Mungkin seseorang ada yang memiliki versi original lukisan ini?

Artwork17Ini adalah sebuah ilustrasi berjudul “The Birth of Christ” dari manuskrip Yunani abad 12, “The Book of the Evangelists”. Jika Anda memperhatikan bagian kanan gambar, terlihat dua orang yang sedang memandang sebuah objek semi-circular (setengah bundar-penj) dengan beberapa sosok di dalamnya. Objek ini terlihat sedang memancarkan sorotan cahaya pada kelahiran Yesus. Salah seorang yang memandangi objek ini tampak melindungi matanya, mungkin si pelukis mencoba untuk menyampaikan betapa terangnya objek ini.

Artwork18Artwork18-zoomGambar di atas berasal dari terjemahan teks Tibet berbahasa Sanskerta, “Prajnaparamita Sutra”, dari abad ke-10, yang tersimpan di sebuah museum di Jepang. Dalam gambar yang diperbesar Anda dapat melihat dua objek yang tampak seperti topi, tapi mengapa objek tersebut melayang di udara? Selain itu, salah satu objek tersebut memliki port hole (dalam dunia nautika/kelautan diartikan sebagai lubang sisi kiri-penj). Teks Weda India dipenuhi dengan deskripsi mengenai Vimanas. Ramayana menggambarkan Vimanas sebagai pesawat udara circular atau silindris yang memiliki geladak ganda serta port hole dan juga sebuah kubah. Terbang dengan “kecepatan angin” dan mengeluarkan “bunyi merdu”.

Artwork19Artwork20Artwork21Ini adalah ilustrasi yang diambil dari buku karya Letnan Grey, “Journals of Two Expeditions of Discovery in North-West and Western Australia 1837, 1838, & 1839”, http://www.hesperlanpress.com. Ia memimpin sebuah ekspedisi di abad 19 ke beberapa gua dekat Glenelg River, wilayah Kimberley, Australia sebelah utara. Sosok-sosok di atas diyakini sebagai orang pra-aborigin.

Artwork22Artwork23Artwork24Gambar-gambar ini ditemukan di Kimberley, Australia. Ini adalah lukisan gua Aborigin Australia. Mitos-mitos Aborigin yang menghubungkan ide mengenai ‘mahluk langit’ (sky-being) dengan Wandjina merupakan hal yang paling menarik perhatian. Wandjina terjaga melalui tradisi oral yang menakjubkan dan dalam sekumpulan besar lukisan batu yang tersebar di seluruh wilayah Kimberley, utara Australia. Lukisan-lukisan tersebut telah mengalami berbagai jenis penafsiran, dari teori yang menyatakannya sebagai representasi dari sistem mitos yang turun-temurun (pervasive myth system), hingga teori “astronot purba”. Namun, tetap mengagumkan ketika kita melihat bahwa suku-suku pribumi memandang Wandjina sebagai “ruh di awan” (the spirit in the cloud). Memang, gaya lukisan unik ini memperlihatkan urutan logis dari sosok manusia hingga menjadi representasi awan. Bentuk dualitas anthropomorphis dan “awan-awan” ini tersebar dalam kebudayaan-kebudayaan primitif dan dapat ditemukan pula persamaan yang menarik dalam catatan bibel, ‘Keluaran’ (Exodus).

Artwork25Artwork26Artwork27
Foto-foto ini menggambarkan sosok-sosok yang ditemukan di Ekuador. Perhatikan, mereka terlihat sedang mengenakan setelan luar angkasa. Anda dapat melihat perbandingannya dengan foto astronot Apollo di atas.

Artwork28Beberapa artefak Inca yang terbuat dari keramik menunjukkan piringan dan satu sosok yang mengenakan setelan tertentu.

Artwork29Ini adalah reproduksi artistik dari sebuah relief yang ditemukan di sebuah labirin di Pulau Jotuo di danau Toengt’lng. Sebuah ekspedisi ke tempat tersebut dilakukan pada tahun 1957 (dua tahun sebelum terjadi gempa bumi di wilayah itu). Ekspedisi ini dipimpin oleh profesor Tsj’i Pen-Lai. Mereka menemukan beragam relief yang menunjukkan ‘manusia-manusia’ berpakaian aneh yang terlihat seperti setelan astronot (objek seperti kaus kaki tersemat pada pakaian tersebut). Mereka juga menemukan sebuah lukisan yang tampak menyerupai tata surya. Lingkaran (planet) ketiga dan keempat terhubung dengan sebuah garis. Terdapat 10 planet (matahari dimasukkan sebagai planet).

Artwork30Lukisan gua ini berasal dari (kira-kira) tahun 10.000 SM dan terdapat di Val Camonica, Italia. Lukisan ini menggambarkan dua mahluk bersetelan pelindung yang sedang memegang peralatan aneh.

Artwork31Ini adalah petroglyph berusia 7000 tahun yang ditemukan di provinsi Querato, Meksiko, pada tahun 1966. Anda dapat melihat 4 sosok dengan tangan terulur di bawah sebuah objek oval besar yang memancarkan sesuatu seperti sorotan cahaya.

Artwork32Artwork33
Petroglyph ini dibuat ribuan tahun lalu oleh Indian kuno di barat daya Amerika. Menurut cerita rakyat Indian, dua objek di atas bertabrakan di langit dan salah satunya terjatuh di wilayah Death Valley. Beberapa orang datang (barang kali dengan pesawat lain) dan membutuhkan beberapa lama untuk memperbaiki pesawat yang rusak, dan peristiwa ini diamati oleh penduduk Indian setempat. Dua gambar di bawah ini (GAMBAR YANG DIMAKSUD TIDAK ADA DALAM SUMBER ASLINYA–penj) mungkin saja melukiskan pesawat (kiri) yang digunakan oleh orang-orang yang datang memperbaiki pesawat rusak tersebut. Sebagai perbandingannya, Anda dapat melihat gambar di sebelah kanan tampak melukiskan kerusakan struktural di sekitar pinggir dan dasar pesawat. Mungkinkah itu adalah pesawat yang dianggap rusak tadi?

Artwork34Artwork34-zoomDua gambar ini terdapat di Prancis, di gua “Pech Merle” dekat “Le Cabrerets”, berasal dari (kira-kira) tahun 17.000 SM-15.000 SM. Melukiskan sebuah pemandangan yang penuh dengan margasatwa serta sejumlah objek berbentuk cawan. Objek tersebut tampak sangat keluar dari konteks.

Artwork35Artwork36Dua contoh seni batu ini berasal dari Toro Muerto, Peru, dan berusia 12.000-14.000 tahun. Perhatikan, terdapat makhluk-makhluk yang memiliki sesuatu semacam halo (lingkaran cahaya) atau penutup kepala. Selain itu, pada gambar sebelah kanan, terdapat beberapa jenis objek di belakang mahkluk utama.

Artwork37Ini adalah permadani (hiasan dinding) yang disebut Summer’s Triumph dan dibuat di Bruges pada tahun 1538. Sekarang tersimpan di Bayerisches National Museum. Anda bisa melihat dengan jelas beberapa objek berbentuk piringan di area atas permadani. Seseorang menanggapnya sebagai pulau. Jika benar, maka pulau-pulau tersebut terapung di langit!

Artwork38Artwork39
Dua gambar (kira-kira) dari tahun 6000 SM, ditemukan di Tassill, Gurun Sahara, Afrika Utara. Perhatikanlah piringan di langit pada gambar sebelah kiri.

Lingkaran Api Pharaoh Tuthmosis III
Artwork40

“Pada tahun 22, bulan ketiga di musim dingin, pukul 6, hari itu para ahli tulis House of Life melihat sebuah lingkaran api yang datang dari langit. Ia tidak mempunyai kepala. Dari mulutnya keluar nafas berbau busuk. Tangkai yang panjang merupakan tubuhnya, ada pula tangkai yang lebar, ia tidak bersuara. Para ahli tulis menjadi ketakutan dan bingung, dan kemudian bertiarap.

Mereka melapor kepada Pharaoh. Kemudian, setelah beberapa hari berlalu, benda-benda ini menjadi semakin banyak daripada sebelumnya. Benda-benda ini bersinar seperti cahaya matahari, dan meluas membentuk empat penyangga langit. Langit dipenuhi oleh stasiun dari lima lingkaran ini. Pharaoh dan tentaranya menyaksikan. Ini terjadi setelah makan malam. Lima lingkaran ini naik ke langit dan menuju selatan. Ikan dan binatang-binatang bersayap dan burung-burung terjatuh dari langit. Keajaiban yang tak pernah dialami sejak pendirian negeri ini. Pharaoh menyuruh membakar kemenyan untuk perdamaian di bumi. Selanjutnya Pharaoh memerintahkan agar kejadian ini ditulis dalam sejarah House of Life supaya bisa diingat selamanya.”
(Royal Records of Tuthmosis III, 1480 SM)

Apa sebenarnya yang dilukiskan oleh ahli tulis ini ketika ia mencatat kata-kata di atas sekitar 4000 tahun lalu? Sebuah UFO yang disertai oleh UFO lainnya hingga langit penuh dengan objek-objek bercahaya yang kemudian pergi? Book of Dead dari Mesir menuliskannya sebagai “(sesuatu) yang bercahaya”. Mungkinkah mereka adalah pesawat atau makhluk extraterrestrial?

“Behold, oh ye shining ones, ye men and gods…”
Chapter 134 – 15/17
“I speak with the followers of the gods. I speak with the disk. I speak with the shining ones.”
Chapter 124 – 17

“Lihatlah, oh kau yang bersinar, kau manusia dan dewa…”
Bab 134 – 15/17
“Aku berbicara dengan pengikut dewa. Aku berbicara dengan piringan. Aku berbicara dengan yang bercahaya.”
Bab 124 – 17

Teks-teks sejarah memuat sedikit referensi tak jelas yang membuat seseorang bertanya-tanya apakah UFO selalu menjadi bagian dari hampir setiap kebudayaan. Waktu itu mereka tidak dipanggil UFO, tapi mungkin “roda api yang terbang” (flying wheels of fire), “mutiara di langit” (pearls in the sky), dan “lingkaran api” (circle of fire).

Pesawat udara yang memiliki “ekor yang menyemburkan api dan air raksa” digambarkan di setiap bab dalam Samarangaua Sutradhara. Weda Sanskerta menyebutkan “dewa cahaya” (lords of light). Kitab-kitab Dzyan mengajarkan bahwa manusia pertama di bumi adalah keturunan Pitri yang merupakan manusia surga. Kitab ini menggambarkan dinasti purba sebagai “raja cahaya” (the kings of light) yang menduduki “singgasana surga”. Mungkinkah ini menggambarkan sesuatu yang kita kenal sebagai ET (extraterrestrial) atau UFO? Kitab Dzyan juga menyatakan bahwa “Raja Agung berwajah mempesona” (Great King of the dazzling face) memiliki kendaraan udara yang disebut “vimana” atau “viwon”.

Dua kitab Tibet, Tantyua dan Kantyua, beberapa kali menyebutkan mesin terbang prasejarah. Kitab-kitab ini menyebut pesawat udara aneh ini sebagai “mutiara di langit” (pearls in the sky) dan menyatakan bahwa informasi yang dikumpulkan dari “mutiara” tersebut sebagai rahasia dan tidak untuk dipublikasikan kepada masyarakat.

Bola-bola di langit Roma

Dalam De Divinatione, Cicero menyebutkan suatu masa ketika orang-orang melihat dua matahari. “…matahari bersinar di malam hari, ada kebisingan besar di langit, dan langit tampak akan meledak dengan bola-bola mempesona yang muncul.”

Pline the Ancient, dalam karyanya “Natural History” bab 33 volume 2, menyinggung tentang matahari malam hari (nocturnal sun) yang muncul di langit malam. “…yang membuat malam seterang siang… yang terlihat di bawah consul (hakim ketua di zaman Roma kuno-pen) S. Cecaelius dan G. Papirius dan pada kesempatan lainnya.”

“Batang bercahaya muncul di langit, serupa dengan yang terlihat setelah kekalahan angkatan laut yang ditandai dengan runtuhnya kekuasaan Lacedemonians di Yunani; volume percikan api yang terlepas dari bintang semakin membesar sambil menggapai bumi, dan setelah mencapai seukuran bulan, menyebarlah cahaya lembut dan kemudian pergi dalam bentuk obor. Proconsul Scainius dan rekan-rekannya menyaksikan fenomena ini.”

Dewa dari Zaman Purba atau Pengunjung dari Angkasa
Artwork41

Dewa bukanlah mahkluk halus (ethereal being)
Di zaman purba, di Mesir, Mesopotamia, dan Yunani, nenek moyang kita menganggap dewa sebagai manusia super (super-human) yang telah mencapai tingkat kesempurnaan dalam segalah hal.

Mereka datang untuk berpesta dan bersenang-senang dengan manusia
Orang-orang purba menyambut dewa-dewa ini dengan senang hati ketika sang dewa turun dari kerajaan surganya untuk mengajar dan bersenang-senang dengan makhluk bumi.

Pendiri dunia dan peradaban
Mereka dianggap sebagai pendiri dunia dan semua peradaban di bumi. Leluhur kita, yang takut dan terpesona pada dewa-dewa ini serta kekuatan mereka yang luar biasa yang membuat mereka mampu memanipulasi dan mengendalikan alam, lalu memuliakan mereka den memberi mereka nama-nama. Nama-nama ini, yang belakangan diterjemahkan oleh beberapa penerjemah, melahirkan representasi abstrak tentang dewa.

Sisa-sisa pada lintasan mereka di benua-benua
Beberapa tradisi di berbagai tempat menyebutkan tentang manusia-manusia luar biasa yang datang dari langit. Dan di lokasi yang berjauhan di setiap benua, terdapat keserupaan yang ganjil antara beragam tradisi.

Bahkan dalam Bibel, tempat penyimpanan besar mistikisme barat, terdapat banyak kiasan mengenai makhluk surga yang tinggal bersama dengan manusia, meskipun otoritas keagamaan telah berusaha keras untuk menyembunyikan bagian-bagian ini dari penduduk dunia. Genesis 6.2:

“…putra-putra Elohim menyadari bahwa putri-putri manusia memiliki rupa yang cantik dan kemudian mereka mengambil yang mereka senangi sebagai istri, dan dari perkawinan ini lahirlah Nephilim, yang merupakan pahlawan di zaman dahulu…”

Di Amerika

Bep Cororoti, ajaran Kayapos:
Jauh dari umat manusia, di Amazon, dewa-dewa pun tingggal di antara manusia. Di jantung hutan liar, Kayapos, sebuah suku yang masih hidup hingga hari ini sejak ribuan tahun lalu, menceritakan bahwa, di masa-masa yang sangat lampau, seorang pengunjung yang datang dari langit dengan menaiki kendaraan bercahaya tinggal bersama mereka dalam waktu lama. Ia mendirikan sekolah pertama. Ia mengajari mereka agrikultur dan teknik-teknik baru untuk membuat alat berburu, dan hal lainnya. Namanya Bep Cororoti yang berarti “I come from the Universe” (saya datang dari alam semesta). Suatu hari ia meninggalkan mereka dan menuju bintang-bintang dengan menaiki kendaraannya yang menghasilkan bunyi seperti guntur. Hingga hari ini, suku tersebut menunggu ia kembali sebagaimana janjinya kepada mereka.

Apa alasan yang mendorong para pengunjung dari surga tersebut hingga memberi perhatian kepada laki-laki dan wanita bumi? Mengapa mitos-mitos ini begitu serupa satu sama lain di berbagai benua? Apa hubungan yang berlangsung di antara kita dengan mereka?

QUICHES Maya menulis, dalam Popol Vuh, bahwa the Maker dan the Creator menciptakan daging manusia dari bumi dan lumpur. Dalam Bibel, “Yahwe” menciptakan manusia dari tanah pekat, dari tanah; kesamaan yang sangat mengagumkan!

Di India

Rama beruntung karena pertolongan dewa penyelamat
Ramayana adalah teks legenda yang menceritakan upaya pencarian Rama untuk menemukan istrinya, Sita, yang diculik oleh ketua para Giant (manusia raksasa).

Ravan, King of the Giant, menculik Sita (istri Rama) dan membawanya ke Pulau Lanka (Ceylon). Di sinilah King of the Apes menemukan Sita. Rama mengumpulkan pasukan untuk membebaskan istrinya:

  • “Matall, the Brave, mengendarai kereta tempur (chariot) yang ditarik oleh kuda-kuda mirip sinar matahari. Saat Rama yang agung sedang mencari-cari lawannya untuk memulai pertempuran yang menentukan, Matall memberi Rama senjata surga yang berkilauan.”
  • Ketika ia turun ke dalam pertempuran, dewa memberikan bantuan. “Ambillah tank ini,” ucap Matall, “dewa penyelamat telah menawarkannya padamu. Ambillah kuda-kuda surga ini, kereta tempur emas milik Indra.”
  • Ketika itu, terjadi duel mengerikan antara Rama dan Ravan. Sang raksasa terbunuh: “pertempuran tersebut berlangsung hingga Rama, dalam keadaan murka, mengacungkan senjata Brahma yang mengerikan, menyala dengan api surga, senjata yang diberikan oleh dewa Agostya pada sang pahlawan, bersayap seperti tombak Indra, mematikan seperti ledakan halilintar di langit.”
  • Rama berlari dari atas mesinnya, diselimuti asap dan kemudian melemparkan halilintarnya.

Di Afrika

DOGON
Para Dogon dari Mali selama beraba-abad telah mengklaim bahwa mereka adalah keturunan orang-orang dari Sirius, bintang tiga rangkap (triple star). Di abad ke-19, para astronom menemukan bahwa Sirius merupakan bintang rangkap dua (double star). Akankah kita, di masa depan, menemukan bahwa SIRIUS merupakan triple star? “To be continued” (masih ada lanjutannya-penj).

Di suku PENDE
Di suku Pende, Kongo Selatan, orang-orang suku mengatakan bahwa di permulaan zaman, kegelapan merajalela di mana-mana, bumi kehilangan sungai-sungai meskipun hujan terus berlangsung. Kala hujan berhenti, Mawese, dewa tertinggi, menata aliran air menuju sungai-sungai, setelah itu ia menciptakan manusia. Ia mengajari mereka cara menanam padi-padian, jagung…

Merasa lelah hidup sendiri, ia mengambil Muvadia sebagai istrinya dan lalu menjadi ayah. Selanjutnya ia pulang ke langit, membawa beberapa manusia bersamanya yang kemudian kembali lagi sebagai para pembawa api.

Di Samudera India dan Pasifik

Di Andaman
Menurut sebuah kebudayaan primitif di Samudera India, dewa Puluga tinggal di langit, dikelilingi oleh matahari, bulan, dan bintang-bintang. Ia menciptakan dunia serta manusia pertama di bumi.

Di Jepang
Dewi Amaterasu melahirkan Ninigul, kaisar pertama Jepang. Hingga hari ini di Jepang, tradisi mengajarkan bahwa sang kaisar adalah keturunan dewa.

Di Selandia Baru
Para Maori (orang aborigin Selandia Baru-penj) menceritakan bahwa dewa Tane, yang datang dari langit, menciptakan wanita pertama dari segenggam tanah dan lalu meniupkan kehidupan ke dalamnya.

Orang-orang purba dari semua budaya telah berhasil mengirimkan satu pesan yang sama: bahwa pengunjung dari surga merupakan pencipta kehidupan di planet ini.

Di Zaman Kuno:

UFO bukanlah hal baru. Dalam Bibel dan tulisan lainnya, para penulis kronik (catatan/sejarah) telah sering menggambarkan satu fenomena mencolok yang sangat mirip dengan fenomena UFO di zaman sekarang.

Dari catatan-catatan ini, menjadi bukti bagaimana makhluk-makhluk surga terus-menerus memberi dukungan teknis dan logistik kepada Patriarch (bapak manusia), kepada para kepala suku, dan kepada para nabi. Makhluk surga ini sering disebut sebagai angel (malaikat, dari kata Yunani, angelos, yang berarti pembawa pesan/pesuruh/kurir), atau kadang-kadang disebut sebagai pimpinan tentara surga atau bahkan penguasa kerajaan surga.

Ketika makhluk-makhluk surga ini mengontak para nabi, dengan kata lain ketika menemui utusan mereka di bumi, mereka berjalan di langit dengan menaiki awan logam (metallic), atau pilar-pilar api, atau kereta tempur (chariot) api atau kendaraan asing lainnya.

Deskripsi-deskripsi alegoris dalam Bibel:

  • Ezekiel melihat empat roda yang sedang berputar di langit (Ezekiel 1-4)
  • Gumpalan awan-awan yang menuntun kaum Hebrew saat eksodus pada hari itu (Eksodus 13-21)
  • Pilar api yang menuntun mereka di malam hari (Eksodus 14-19)
  • Keturunan Yahwe dalam “glory of hosts” (cahaya rombongan) di atas Gunung Sinai (Eksodus 24-17)
  • Nabi Elijah tersapu di langit oleh angin puyuh (Raja-raja 2-1)
  • Bintang menuntun tiga Raja yang datang untuk memberi bantuan dan dukungan materi kepada Yesus yang baru lahir (Matius 2-2)

Dalam al-Quran, di surat 17 yang disebut “Perjalanan di Malam Hari”, disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw diangkut dari Mekkah ke Yerusalem dalam satu malam dengan Al-Baraq (Buraq-penj), kuda terbang.

Dalam kitab kuno “Memories of Sovereigns and Kings” yang diterbitkan di abad ke-3, digambarkan bagaimana di China, pada milenium ke-3 sebelum masehi, sebelum kelahiran Huang Ti atau Chi You (dua pahlawan yang kelak memimpin), “putra-putra dari langit” (sons from the sky) turun ke bumi dengan menaiki bintang, bentuk dari cawan.

Dalam kaidah Tao Suci, terdapat beberapa deskripsi yang mengherankan mengenai peralatan penggerak (means of locomotion) yang digunakan oleh “putra-putra dari langit”. Tiap deskripsi menyamakan peralatan penggerak ini dengan tamsilan seekor binatang, mungkin karena istilah yang dibutuhkan untuk melukiskan mesin semacam itu belum ada.

Bagaimana kita akan menggambarkan sebuah pesawat terbang atau helikopter pada masa 1000 tahun lalu? Coba saja: istilah apa yang akan Anda gunakan?

Referensi: Website Lukisan Kuno mengenai UFO

http://homepage.ntlworld.com/m.hurley/
http://www.rael.org/int/english/index.html
http://xfacts.com/old/
http://members.tripod.com/~dufferin/oldufo/
http://www.marsearthconnection.com/ancientart.html
http://www.shirleymaclaine.com/mysteries/ufobible.html
http://www.project1947.com/forum/bcabor.htm

7 thoughts on “Karya Seni Kuno Berobjek UFO dalam Konteks Keagamaan

  1. Dengan mengupload artikel ini bukan berarti saya mendukung pendapatnya. Walau banyak kesimpang-siuran mengenai teori ini yang sering bersilangan dengan campur tangan kepentingan tertentu dalam hal pengembangan teknologi tertentu.

    Sebagai informasi tambahan, lebih baik membaca 2 buku di bawah ini :

    “Penghuni Bumi Sebelum Kita”
    oleh : Muhammad Isa Dawud, (diterjemahkan oleh Irwan Kurniawan), Bandung: Pustaka Hidayah, Cetakan XIV Januari 2009.

    Muhammad Isa Dawud sudah sering membahas tentang hal-hal yang kadang menjadi misteri. Dalam buku ini seperti biasa, ia selalu menyuguhkan suatu manuskrip dan cerita langsung dari orang-orang tua yang ditemuinya, dengan tanpa melupakan AlQuran.

    “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman”
    oleh : Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas, (diterjemahkan oleh Abdul Halim), Bandung: Pustaka Hidayah, Cetakan I Oktober 2002.

    Dalam buku ini dibahas sedikit di bagian awal, para penghuni bumi sebelum manusia dengan riwayat cukup lengkap.

  2. alh bullshit lah! gambar2 ufo yg ada di lukisan sbenernye gk ada!
    munkin pelukis gk sengaja numpahin cet di kanvas nya! :p

  3. Saya mau pesan karpet permadani buat altar gereja, warna merah, ukurannya 7.4 x 4.23, tangga 6 x 20 x 3, lantai 100 x 1500, berapa harganya ?

  4. lukisan yang bagus, tapi kenapa harus UFo? maksud yang ingin disampaikan di lukisan tersebut apa? mungkin bisa dijelaskan?

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.