Peninggalan Obama: Menjadikan Muslim Sebuah Ras

Oleh: Trey Sanchez
5 Oktober 2016
Sumber: Truth Revolt

Jadi mereka merasa “kurang gaib”.

Gedung Putih mengumumkan proposal yang akan menambah kategori ras baru untuk mencakup orang-orang dari Timur Tengah dan Afrika Utara dalam sebuah langkah yang USA Today sebut sebagai “penyusunan ulang definisi ras federal terbesar dalam kurun puluhan tahun”.

Tak perlu waktu lama untuk melihat implikasi luas dari langkah semacam itu, yang dapat muncul pada formulir-formulir sensus AS seawalnya tahun 2020 dan berdampak bukan saja terhadap identitas ras tapi juga undang-undang anti-diskriminasi.

USA Today mencatat:

Di bawah undang-undang sekarang, orang-orang dari Timur Tengah dianggap putih, peninggalan putusan pengadilan berusia seabad di mana orang Suriah Amerika berargumen bahwa mereka seharusnya tidak dianggap orang Asia—karena penamaan itu akan meniadakan kewarganegaraan mereka di bawah UU Eksklusi China 1882. Tapi para cendekiawan dan pemimpin komunitas mengatakan semakin banyak orang berakar Timur Tengah merasa terjebak antara peggolongan putih, hitam, dan Asia yang tidak sepenuhnya mencerminkan jati diri mereka.

Helen Samhan dari Arab American Institute memuji proposal presiden sebagai “langkah bagus” dan “positif”.

“Itu membantu komunitas-komunitas ini merasa kurang gaib,” kata Samhan.

Penamaan baru ini, disingkat MENA untuk Middle East/North African, akan meliputi orang-orang yang tinggal di kawasan antara Maroko dan Iran dan akan mencakup orang-orang Suriah dan minoritas keagamaan seperti Kristen Koptik dan Yahudi Israel, menurut laporan tersebut. Pemerintahan Obama sedang mencari pendapat tentang bagaimana menyebut kategori ini agar mewakili orang-orang yang menghendaki identitas ras dan etnis terpisah ini. Tapi menurut penilaian Pamela Geller, presiden terlibat dalam “pencaloan Islam” dengan “mengamankan untuk kaum Muslim privilese yang tersedia bagi ras minoritas”.

USA Today mendaftar beberapa privilese khusus itu:

  • Melaksanakan UU Hak Suara dan membuat perbatasan distrik legislatif kongresional dan negara bagian;
  • Menetapkan rencana aksi afirmatif federal dan mengevaluasi klaim-klaim diskriminasi pemekerjaan di sektor swasta;
  • Memantau diskriminasi perumahan, pinjaman hipotek, dan kredit;
  • Melaksanakan kebijakan desegrasi sekolah; dan
  • Membantu usaha kecil milik minoritas dalam memperoleh hibah dan pinjaman federal.

Profesor keturunan Mesir-Amerika di Universitas Texas, Germine Awad, mendukung proposal tersebut dan percaya ini dapat membantu hampir 4 juta orang Arab Amerika dan kemungkinan 10 juta populasi MENA di negara ini untuk memiliki “hak atas jati diri mereka”.

Terdapat ketakutan balas dendam di komunitas Muslim Amerika bahwa penamaan ini dapat dipakai menentang mereka di bawah kepresidenan Donald Trump. Namun, seperti kata Awad, intinya Obama sedang berbuat hal bagus:

“Saya kira, dengan dia sebagai presiden Afrika-Amerika pertama dan sebagai teladan nyata dalam membuat struktur Amerika lebih bhinneka, ini dapat menjadi tanda inklusi hebat tentang apa artinya menjadi seorang Amerika.”

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.