88.300 “Anak Bawah Umur” Serbu Eropa

3 Mei 2016
Sumber: The New Observer

Sekitar 88.300 orang non-kulit putih yang mengaku “anak bawah umur” menjadi bagian dari pasukan invasi yang mendarat di Uni Eropa pada 2015, menurut angka baru yang dilansir oleh badan statistik UE, Eurostat.

“Pengungsi bawah umur tanpa pendamping” Saad Alsaud dikabarkan menjadi anak 14 tahun paling cepat di Swedia, mengerdilkan bocah-bocah lelaki dan perempuan lebih muda dalam sebuah acara lari.

Kira-kira separuh (51%) dari agresor yang digolongkan sebagai “anak bawah umur tanpa pendamping”—yakni di bawah usia 18—mengklaim berasal dari Afghanistan.

Jumlah ini merupakan kenaikan dramatis dari tahun-tahun terdahulu, ungkap angka Eurostat. Sebelumnya, jumlah agresor “anak bawah umur tanpa pendamping” bercokol antara 11.000 s/d 13.000 pada periode 2008-2013, tapi kemudian pada 2014, jumlahnya naik dua kali lipat ke 23.000 lebih sedikit. Angka ini lalu naik hampir empat kali lipat pada 2015.

Mayoritas “anak bawah umur tanpa pendamping” adalah lelaki (91%) dan lebih dari separuhnya berusia 16 sampai 17 (57%), sementara mereka yang berusia 14 sampai 15 menyumbang 29%, dan mereka yang dianggap berusia kurang dari 14 menyumbang 13%.

Tentu saja, taksiran-taksiran ini didasarkan pada klaim orang non-kulit putih sendiri, dan sebagaimana ditunjukkan sebelumnya, banyak orang berbohong soal usia mereka demi memenuhi syarat untuk tunjangan tambahan dan pemrosesan lebih cepat.

Pada 2015, jumlah tertinggi “pelamar suaka” yang dianggap “anak bawah umur tanpa pendamping” terdaftar di Swedia (hampir 35.300, atau 40% dari semua yang terdaftar di Negara-negara Anggota UE), disusul Jerman (14.400 atau 16%), Hongaria (8.800 atau 10%), dan Austria (8.300 atau 9%).

Bersama-sama, empat Negara Anggota UE ini mencakup 3/4 dari semua “pelamar suaka” sebagai “anak bawah umur tanpa pendamping” yang terdaftar di UE pada 2015.

Porsi terbesar “anak bawah umur tanpa pendamping” di antara semua “pelamar suaka” muda pada tahun 2015 tercatat utamanya di Italia (di mana 56,6% dari semua “pelamar suaka” berusia kurang dari 18 tidak memiliki pendamping) dan Swedia (50,1%), disusul Inggris (38,5%), Belanda (36,5%), Denmark (33,7%), Finlandia (33,2%), dan Bulgaria (33,1%).

Secara keseluruhan di UE, “anak bawah umur tanpa pendamping” menyumbang hampir seperempat (23%) dari semua “pelamar suaka” berusia kurang dari 18 pada 2015.

Dari 45.300 orang Afghan yang dianggap “anak bawah umur tanpa pendamping” di UE pada 2015, lebih dari separuhnya terdaftar di Swedia (23.400).

Orang Afghan mewakili kewarganegaraan paling banyak untuk “anak bawah umur tanpa pendamping” pencari suaka di 15 Negara Anggota UE. Suriah (16% dari jumlah total) adalah negara utama kedua untuk kewarganegaraan “anak bawah umur tanpa pendamping” pencari suaka di Negara-negara Anggota UE pada 2015.

Dari 14.300 orang Suriah yang mencari perlindungan di Negara-negara Anggota UE dan dianggap “anak bawah umur tanpa pendamping” pada 2015, 7 dari 10 melamar [suaka] di salah satu dari tiga Negara Anggota UE berikut: Jerman (4.000), Swedia (3.800), dan Hongaria (2.200).

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.